Mitos, Yoni dan Ciri Perkutut Katuranggan Brahma Kukup – Dalam tradisi memlihara perkutut, ada beberapa jenis perkutut yang dihindari atau tidak boleh dipelihara. Di sisi lain, ada banyak juga jenis perkutut yang diburu dan disarankan untuk dipelihara karena yoni dan pamor perkutut itu sendiri.
Ilustrasi |
Salah satu jenis perkutut yang tidak baik dipelihara adalah prkutut katuranggan brahma kukup. Bahkan jenis perkutut ini dianggap sebagai perkutut pembawa sial. Maka dari itu jenis perkutut ini dijauhi dan tidak banyak yang berani memeliharanya.
Bahkan jenis katuranggan brahma kukup ini jarang sekali masyarakat Jawa yang membahas jenis katuranggan ini. Walaupun memiliki bentuk tubuh burung yang normal seperti pada umumnya. Berdasarkan adat istiadat Jawa, dalam ilmu katuranggan, model burung perkutut tersebut dilarang untuk dipelihara. Mengapa demikian? Simak penjelasannya berikut ini!
Filosofi Perkutut Brahma Kukup
Suara yang dikeluarkan oleh setiap burung perkutut, pada dasarnya dianggap sebagai sebuah isyarat rahasia dari alam yang patut untuk diungkap. Oleh karena itu, hadirlah ilmu katuranggan yang diajarkan oleh para leluhur. Tujuannya, agar manusia mampu tersadar bahwa segala sesuatu yang berasal dari alam, akan kembali lagi ke alam.
Katuranggan brahma ini, memberitahukan bahwa tidak semua jenis perkutut cocok untuk dijadikan sebagai hewan peliharaan. Hal tersebut, bukan disebabkan karena bentuk tubuh burung yang tidak lazim. Melainkan, melalui ciri mathi serta pitutur yang keluar dari dalam tubuh burungnya itu sendirilah manusia diingatkan akan bahaya yang kemungkinan dapat menimpa kehidupan sang pemiliknya.
Ciri dan Mitos Perkutut Brahma Kukup
Ciri mathi yang dimilikinya, yakni bulunya memiliki warna putih yang terbentang dari atas kepala sampai dengan ke bagian ekor. Mitosnya, warna ini akan mendatangkan berbagai kesialan bagi si empunya. Terlepas dari kalian yang mempercayai mitos ini atau tidak, nyatanya kesialan bisa saja menimpa setiap orang kapanpun dan dimanapun. Oleh sebab itu, setelah mengetahui ilmu katuranggan, alangkah baiknya mengikuti saran yang telah diajarkan oleh leluhur. Mencegah datangnya kesialan yang bertubi-tubi, tentu jauh lebih baik daripada menantang datangnya kesialan itu sendiri.
Mengenai Kesialan dalam Memelihara Perkutut Brahma Kukup
Kesialan tersebut, tidak ditujukan hanya kepada satu orang saja (pemilik perkutut). Justru, menyebar ke seluruh anggota keluarga yang tinggal di dalam satu atap yang sama dengan sang pemilik. Bahkan, bisa saja mempengaruhi keturunannya kelak. Kalian yang tidak sengaja menangkap burung jenis burung perkutut ini, sebaiknya segera kembalikan lagi ke alam liar. Jangan sampai dipelihara dan dimasukkan ke dalam sangkar.
Itulah pembahasan singkat mengenai perkutut katuranggan brahma kukup yang banyak dihindari oleh para kolektor burung. Namun demikian, ada juga pemelihara perkutut ang berkeyakinan bahwa semua perkutut itu baik untuk dipelihara. Keyakinan seperti ini juga tidak boleh disalahkan.
Yang paling penting tentunya adalah kita tetap yakin bahwa semua kejadian yang ada di dunia ini tidak terlepas dari titah Yang Maha Esa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar