Selasa, 28 September 2021

Perkutut jawa/Perkutut Lokal

Perkutut jawa (Geopelia striata) adalah spesies burung dalam suku Columbidae, dari genus Geopelia. Burung ini merupakan jenis burung pemakan biji-bijian saja, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan jika burung ini juga memakan serangga di habitat aslinya.

Ciri-ciri

Perkutut jawa (sering kali disebut dengan perkutut lokal) memiliki tubuh berukuran kecil (21 cm). Burung ini bertubuh ramping dan berekor panjang. Kepalanya berwarna abu-abu, dengan leher dan bagian sisi bergaris halus, dan punggung coklat dengan tepi hitam. Bulu sisi terluar ekor berwarna kehitaman dengan ujung putih. Iris dan paruh abu-abu biru, kaki merah jambu tua. Hidup berpasangan atau kelompok kecil. Perkutut jawa makan di permukaan tanah. Kadang mereka berkumpul untuk minum di sumber air. Sarangnya berbentuk datar tipis dan terbuat dari ranting-ranting. Telur berwarna putih, jumlah 2 butir. Perkutut jawa berbiak pada bulan Januari-September.

Suara perkutut Jawa relatif kecil dan tipis jika dibandingkan dengan jenis perkutut Thailand atau yang acap kali disebut dengan perkutut Bangkok.


Pemeliharaan

Pada umumnya burung perkutut yang dipelihara sebagai klangengan (peliharaan) oleh kebanyakan penghobi biasanya diberi makan hanya berupa biji-bijian saja seperti milet putih, milet merah, jewawut, gabah berukuran kecil dan sedikit ketan hitam. Terkadang ada juga penghobi yang memberi pakan tambahan berupa canary seed, biji godem dan biji sawi serta pakan ekstra untuk kebutuhan mineral berupa tulang sotong.

Untuk menjaga stamina dan mengkondisikan burung perkutut saat lomba, para penghobi biasanya memberikan jamu-jamuan atau vitamin untuk merangsang bunyi. Pemberian jamu umumnya diberikan tiga hari sebelum lomba setelah sebelumnya dimandikan terlebih dahulu dan diberi lolohan kacang hijau yang direndam dengan air panas setidaknya selama dua jam.

Untuk mandi rutin, para penghobi biasanya memandikan burung perkutut kesayangannya seminggu sekali. Terkadang untuk burung perkutut yang memiliki karakter liar, intensitas mandi bisa ditingkatkan hingga dua atau tiga kali dalam seminggu. Jika karakter liarnya sudah mereda atau hilang maka intensitas mandi ini bisa dikurangi.

Selain pemberian pakan seperti yang disebutkan di atas, burung perkutut yang dipelihara di sangkar juga memerlukan penjemuran di bawah sinar matahari langsung untuk menjaga kesehatannya. Para penghobi biasanya menjemur perkutut kesayangannya di tiang kerekan dengan ketinggian sekitar 7 meter.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar