Pemelihara perkutut yang juga Sekjen Paguyuban Pelestari dan Pecinta Perkutut Lokal Seluruh Indonesia (P4LSI) Adi Suyono mengatakan, memelihara perkutut lokal biasanya dikaitkan dengan hal-hal mistis. Karena, memang ada semacam “primbon” atau kitab kuno Jawa yang menjelaskan, misalnya dari katuranggan atau ciri fisik yang dimiliki burung perkutut.
“Ada katuranggan yang dianggap membawa keberuntungan, katuranggan yang membawa rezeki, dan sebagainya. Biasanya, perkutut dengan katuranggan seperti ini banyak dicari untuk dipelihara,” kata Adi yang mengoleksi 60-an perkutut itu.
Perkutut lokal diakuinya, tidak bisa dilepaskan dari mitos-mitos yang berkembang dalam dunia perkututan sejak zaman dahulu, terutama mengenai “cirimathi” atau dilihat ciri fisik tertentu yang dimiliki burung perkutut.
“Misalnya, perkutut dengan cirimathi tertentu bisa menyampaikan doa kepada pemiliknya, seperti rezeki, dan sebagainya. Orang berpatokan pada buku primbon. Ini sebenarnya bentuk kearifan lokal yang harus dilestarikan,” katanya.
Ratusan penggemar burung perkutut lokal dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Semarang menghadiri Musyawarah Nasional Paguyuban Pelestari dan Pecinta Perkutut Lokal Seluruh Indonesia (P4LSI).
Munas I P4LSI yang berlangsung di Padepokan Dzikir Al-Hikmah Akbar, Dukuh Mundingan, Gunungpati, Semarang, Minggu, mengagendakan pemilihan pengurus pusat P4LSI, penyusunan AD/ART, dan pengurus koordinator daerah dan daerah.
“Awalnya, paguyuban ini (P4LSI, red.) berawal dari komunitas yang terbentuk di jejaring Facebook dengan nama Misteri Perkutut Lokal. Awalnya, hanya 100-200 anggota, namun setelah lima tahun berjalan sudah ada 40 ribu anggota aktif,” katanya.
sumber: https://jatengpos.co.id/berikut-sisi-mistis-di-balik-perkutut-lokal/rita/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar