Kamis, 19 November 2020

Ciri-Ciri Perkutut Katuranggan Sangga Bhuana dan Mitos yang Menyertainya

Ciri-ciri Perkutut Sangga Bhuana dan Mitos yang Menyertainya – Memelihara perkutut tidak seperti memelihara burung yang lain. Ada beberapa hal yang berbeda antara burung perukutut denan burung yang lainnya. Bagi pecinta perkutut, pasti hafal dengan mitos tentang katuranggan baik dan buruk yang ada pada perkutut. Salah satu jenis perkutut katuranggan adalah perkutut katuranggan sangga bhuana. Ini adalah jenis perkutut yang memiliki ciri mathi yang baik. 

Ciri Perkutut Katuranggan Sangga Bhuana
Ciri Perkutut Katuranggan Sangga Bhuana

Yang unik dari katuranggan perkutut selain memang memiliki ciri khas tersendiri, perkutut katuranggan dianggap oleh banyak orang memiliki mitos dan yoni nya masing-masing. Dan tak jarang karena yoni dan pamor perkutut inilah sehingga ada perkutut yang dihargai sangat mahal dan menjadi buruan banyak orang.

Katuranggan Baik dan Buruk

Sebenarnya, katuranggan sendiri mengacu pada ciri fisik dan sifat yang dimiliki oleh burung perkutut. Secara hakikat sendiri, sebenarnya ini adalah ciri fisik dan sifat yang abnormal, yang tidak sama dengan ciri fisik yang dimiliki oleh perkutut yang normal. Tetapi, kemudian ciri fisik yang abnormal tersebut kemudian dikaitkan oleh hal gaib secara turun menurun.

Ada perkutut yang dikategorikan sebagai katuranggan baik ataupun katuranggan buruk. Katuranggan baik dianggap sebagai perkutut yang membawa keberuntungan sedangkan katuranggan buruk akan dianggap sebagai perkutut pembawa kesialan kepada para pemiliknya. 

Contoh burung perkutut yang merupakan katuranggan baik misalnya adalah mercuci, wisnu murti, udan mas, candra sabda, rupo cahyo, pendawa mijil, lurah, dan lain sebagainya. Sedangkan contoh perkutut yang merupakan katuranggan buruk misalnya adalah  buntel mayit, brahma suku, kelabang kapipit, dan lain sebagainya.

Kepercayaan atau mitos ini memang dipercaya turun temurun. Tetapi, seiring berkembangnya jaman, banyak juga para pecinta perkutut yang kemudian tidak percaya akan hal ini. Sejatinya, bagi orang yang beragama alangkah baiknya hanya percaya kepada Tuhan yang Maha Esa. 

Ciri dan Mitos Perkutut Sangga Bhuana 

Perkutut yang satu ini masuk ke dalam jenis katuranggan baik. Artinya, dipercaya bagi orang yang memelihara perkutut ini akan terciprat keberuntungan. Ciri-ciri fisik perkutut yang satu ini adalah terdapat sehelai bulu yang warnanya putih. Sehelai bulu tersebut terdapat pada bagian punggung.

Jenis perkutut yang satu ini dipercaya akan membuat pemiliknya senantiasa dilimpahi rezeki, dilancarkan pekerjaannya, dan lain sebagainya. Tetapi hal ini dengan syarat jangan ada bulu yang sejajar dengan bulu yang lainnya. Ini adalah kepercayaan yang dari dulu dipegang oleh para pecinta perkutut. Anda boleh memelihara perkutut katuranggan sangga bhuana ataupun perkutut katuranggan yang lainnya. Untuk masalah kepercayaan atau mitos perkutut katuranggan yang menyertainya, itu semua kembali kepada kepercayaan masing-masing pemelihara. 

Yang paling penting tentunya adalah kita tetap yakin bahwa semua kejadian yang ada di dunia ini tidak terlepas dari titah Yang Maha Esa. Semuanya hanya perantara saja seperti halnya dokter atau obat yang bisa menyembuhkan penyakit.

Burung perkutut sangga bhuana yang memiliki ciri berbeda dengan perkutut yang lainnya ini memang digemari oleh orang-orang. Hal ini dikarenakan mitos yang menyertainya. Apakah Anda adalah orang  yang juga mempercayai mitos tersebut? Semoga bermanfaat!

Rabu, 18 November 2020

Ciri, Mitos dan Pamor Perkutut Hitam Wisnu Wicitra

Ciri, Mitos dan Pamor Perkutut Hitam Wisnu Wicitra – Berbicara mengenai burung perkutut, sulit rasanya tidak membahas mengenai katuranggannya juga. Karena memang perkutut katuranggan menjadi salah satu daya tarik perkutut itu sendiri selain dari manggungnya. Nah, ketika perkutut katuranggan ini menjadi menarik, maka akan diikuti juga dengan pamor, mitos maupun yoni nya juga.

Perkutut Hitam Wisnu Wicitra
Perkutut Hitam Wisnu Wicitra


Ada banyak sekali jenis perkutut, salah satunya adalah jenis perkutut hitam wisnu wicitra. Jenis perkutut yang satu ini masuk ke dalam jenis perkutut katuranggan baik yang mana baik untuk dipelihara karena dipercaya mampu membawa keberuntungan untuk para pemeliharanya. Mitos ini sudah dipercaya turun menurun dan hingga sekarang masih banyak yang percaya atas mitos tersebut. Jenis perkutut hitam sendiri tak hanya satu saja, melainkan ada beberapa. Perkutut hitam juga serng disebut sebagai perkutut cemani.

Macam Jenis Katuranggan Perkutut Hitam 

Perkutut hitam cukup memiliki banyak fans di kalangan para pecinta perkutut. Warna hitam yang ada pada tubuhnya dianggap sangat unik dan menandakan keistimewaan serta penolak bala. Ada setidaknya beberapa katuranggan baik dan buruk untuk perkutut hitam. Macamnya antara lain adalah sebagai berikut:


1. Wisnu murti yang memiliki bagian hitam pada bagian kaki, paruh, dan mata yang baik untuk dipelihara. 

2. Wisnu mangenu yang seluruh tubuhnya berbulu warna hitam, baik untuk dipelihara.

3. Wisnu kucem yang memiliki warna hitam berbentuk bercak, tidak baik untuk dipelihara.

4. Kresna Genthaning yang memiliki warna hitam pada bagian leher, buruk untuk dipelihara.


Setidaknya itu jenis perkutut yang memiliki baik katuranggan baik ataupun buruk. Tetapi hal ini sifatnya mitos atau kepercayaan. Anda boleh mempercayai ataupun tidak. Meskipun begitu, penulis percaya bahwa hal baik atau hal buruk akan datang apabila Kita benar-benar mempercayai tentang hal tersebut. 


Ciri dan Yoni Perkutut Hitam Wisnu Wicitra

Bagaimana dengan jenis perkutut ini? Pada dasarnya wicitra wisnu ini masuk ke dalam kategori perkutut hitam dengan katuranggan yang baik. Warna hitam yang ada pada perkutut ini terletak pada bagian leher dan juga kaki. Nama wicitra ini memiliki arti pesona berlebih karena memang perkutut yang satu ini dianggap sangat menawan.

Jika Anda memelihara perkutut yang satu ini, dipercayai akan membawa keberuntungan atas hidup Anda. Ini adalah kepercayaan yang dari dulu dipegang oleh para pecinta perkutut. Anda boleh memelihara perkutut hitam wisnu wicitra ataupun perkutut hitam yang lainnya. Untuk masalah kepercayaan atau mitos yang menyertainya, itu semua kembali kepada kepercayaan masing-masing pemelihara. 

Yang paling penting tentunya adalah kita tetap yakin bahwa semua kejadian yang ada di dunia ini tidak terlepas dari titah Yang Maha Esa. Semuanya hanya perantara saja seperti halnya dokter atau obat yang bisa menyembuhkan penyakit.

Ciri, Mitos dan Pamor Perkutut Katuranggan Brahma Labuh Geni

Ciri, Mitos dan Pamor Perkutut Katuranggan Brahma Labuh Geni – Dalam memelihara burung perkutut, ada beberapa keyakinan bahwa ada jenis katurangan perkutut yang baik dipelihara dan ada jenis katuranggan perkutut yang tidak baik dipelihara. Keyakinan ini turn temurun sampai saat ini, meskipun ada banyak juga yang sudah mulai meninggalkan tradisi keyakinan yang cukup unik ini.

Perkutut Katuranggan Brahma Labuh Geni

Untuk beberapa jenis perkutut yang tidak baik dipelihara, bisa Anda baca pada Jenis Perkutut yang Tidak Baik Dipelihara. Ada cukup banyak jenis yang memang sangat dihindari oleh para kung mania. Salah satunya adalah jenis perkutut katuranggan Brahma Lebuh Geni.

Brahma Labuh Geni, merupakan salah satu jenis burung perkutut yang masuk ke dalam ilmu katuranggan. Dalam adat istiadat Jawa, katuranggan adalah ilmu yang mengajarkan kepada manusia mengenai cara membaca arti perilaku atau ciri tertentu dari burung perkutut. Anggungan yang dikeluarkan oleh perkutut, dianggap memiliki nasihat atau petuah di dalamnya. 

Mengenal Ciri Perkutut Brahma Labuh Geni dan Mitosnya

Setiap burung, pada dasarnya memiliki perbedaan yang cukup mencolok baik dari segi bentuk tubuh, warna, hingga cara manggungnya.Hal tersebut memang umum. Tapi, berdasarkan pemahaman dari kepercayaan para leluhur, jenis burung perkutut dibedakan dari ciri mathi yang dimilikinya. 

Ciri mathi ini, nantinya akan berhubungan erat dengan nasib dari pemilik burung tersebut. Dengan kata lain, tidak semua burung cocok untuk dijadikan sebagai hewan peliharaan. Ada pula jenis burung yang jika dipelihara, dapat membawa kesengsaraan bagi si empunya. Tentu, hal tersebut sangat riskan bukan? jika tetap dibiarkan tanpa mengetahui ilmu katuranggan ini, bisa-bisa hidup kalian tidak akan tenang akibat memelihara sebuah burung.

Jenis burung perkutut katuranggan Brahma Lebuh Geni ini, memiliki ciri bulu berwarna merah yang tidak menyelubungi seluruh tubuhnya. Baik pada bagian sayap ataupun kakinya, Anda dapat melihat warna merah tersebut. Warna merah ini, dipercaya melambangkan sebuah api. Api memiliki arti yang sangat mendalam, yakni sebagai penyokong keberlangsungan hidup, serta dapat membawa musibah dalam kehidupan. Tentu saja, semua hal tersebut akan terjadi tergantung dari jumlah api yang dipakai. Misal, menggunakan api dalam kompor tidak terlalu berbahaya. Namun, jika api yang dinyalakan dalam sebuah ruangan tertutup dan dibiarkan begitu saja, maka lambat laun api akan menyebar dan membakar seluruh ruangan lainnya. 

Mitos Mengenai Burung  Perkutut Jenis Brahma

Mitosnya, dari kondisi burung jenis Brahma yang melambangkan api ini, menjadikan burung perkutut tersebut tidak cocok untuk dijadikan sebagai peliharaan. Karena, diyakini pemiliknya akan mendapatkan kesialan bahkan malapetaka yang tiada hentinya. Arti dari Brahma yaitu api , labuh berarti patuh, dan geni juga memiliki arti api. Bila digabungkan, maka akan terbentuk kalimat api yang patuh dan tunduk terhadap api. 

Sekian pengenalan singkat terkait brahma labuh geni pada kesempatan kali ini. Namun demikian, mengenai mitos burung perkutut, ada juga pemelihara perkutut yang berkeyakinan bahwa semua perkutut baik untuk dipelihara. Keyakinan seperti ini juga tidak boleh disalahkan.

Yang paling penting tentunya adalah kita tetap yakin bahwa semua kejadian yang ada di dunia ini tidak terlepas dari titah Yang Maha Esa.

Senin, 16 November 2020

Ciri, Mitos dan Pamor Perkutut Katuranggan Larasati

Ciri, Mitos dan Pamor Perkutut Katuranggan Larasati – Berbicara masalah burung perkutut memang sangat unik. Bukan saja anggunganya yang diburu pecinta perkutut, namn katuranggan perkutut, yoni dan atau mitos perkutut pun menjadi seuatu yang sangat menarik untuk dibicarakan. Nah, untuk kali ini, yang akan kita bahas adalah ciri dan yoni perkutut katuranggan larasati.

Ciri perkutut Katuranggan Larasati
Ciri Perkutut Katuranggan Larasati


Ciri perkutut Katuranggan Larasati itu apa saja dan bagaimana yoni perkutut larasati itu. Nama Larasati sendiri pada umumnya digunakan sebagai sebuah nama oleh manusia yang biasany para wanita. Akan tetapi, berdasarkan ilmu katuranggan burung perkutut dari para leluhur, sebutan Larasati dimanfaatkan untuk menggolongkan burung perkutut. Lalu apakah jenis perkutut ini termasuk ke dalam perkutut yang baik dipelihara? Atau justru masuk dalam perkutut yang tidak baik untuk dipelihara? Penjelasannya dapat Anda temukan di bawah ini.

Mitos, Yoni dan Pamor Perkutut Larasati

Istilah larasati sebenarnya terbentuk dari dua buah suku kata bahasa Jawa, yakni laras dan ati. Laras memiliki nama lain dari pusoko, gendewo, langkap, nuroso, dan busur. Ati menurut bahasa Indonesia berarti hati. Kedua kata tersebut, mengandung makna yang menyiratkan bahwa setiap manusia harus menjaga ketentraman hatinya masing-masing. Baik ketika dihadapi oleh sebuah musibah ataupun perasaan yang sangat menggembirakan. 

Ciri Ciri Perkutut Larasati

Ciri mathi dari katuranggan ini, terdapat pada pelipis mata dan ekornya. Kedua bagian ini, bulunya memiliki warna kuning. Warna kuning tersebut tidak akan mudah menghilang dari tubuh perkutut. Selain ciri-ciri, ada juga mitos yang melekat di dalam tubuh burung perkutut. Konon, pemiliknya diberikan kedamaian hati yang akan memudahkan seseorang untuk tetap berada di jalur yang lurus selama menjalankan tugasnya sebagai seorang manusia. 

Dengan memelihara burung ini, Anda akan diberikan petuah yang pastinya bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Usaha dalam menjaga ketentraman hati, biasanya dilakukan dengan bermeditasi. Salah satu cara tersebut, menurut zaman modern dikenal dengan istilah olahraga yoga. Namun, meditasi yang dimaksud tentu berkaitan dengan pemusatan diri kepada isi hati yang sejati. Melalui bantuan ilmu kebatinan yang dimiliki, maka proses meditasi tidak akan mengalami kendala berarti. 

Keseimbangan Ekosistem di Alam

Hati yang bersih dari prasangka buruk, rasa dendam ataupun iri kepada sesama manusia, dapat membuat hari-hari kalian menjadi terasa damai. Akan tetapi, perlu diingat jenis burung laras sudah termasuk ke dalam kategori langka. Oleh sebab itu, demi menjaga keseimbangan ekosistem di alam, sebaiknya segera lepaskan kembali ke alam liar burung pusaka kalian. Hal ini, tentunya dilakukan setelah sekiranya kalian merasa cukup mendapatkan efek petuah dari kehadiran burung perkutut tersebut.

Namun demikian mengenai mitos maupun pamor dari perkutut Larasati, tidak semua orang akan sama. Keyakinan orang mengenai hal ini pun juga tidak bisa dipaksakan. Ang terpenting tentunya adalah kita harus tetap percaya bahwa semua kejadian di dunia ini tidak terlepas dari titah Yang Maha Kuasa.

Mitos, Yoni dan Ciri Perkutut Katuranggan Brahma Kukup

Mitos, Yoni dan Ciri Perkutut Katuranggan Brahma Kukup – Dalam tradisi memlihara perkutut, ada beberapa jenis perkutut yang dihindari atau tidak boleh dipelihara. Di sisi lain, ada banyak juga jenis perkutut yang diburu dan disarankan untuk dipelihara karena yoni dan pamor perkutut itu sendiri. 

Ciri Perkutut Katuranggan Brahma Kukup
Ilustrasi


Salah satu jenis perkutut yang tidak baik dipelihara adalah prkutut katuranggan brahma kukup. Bahkan jenis perkutut ini dianggap sebagai perkutut pembawa sial. Maka dari itu jenis perkutut ini dijauhi dan tidak banyak yang berani memeliharanya.

Bahkan jenis katuranggan brahma kukup ini jarang sekali masyarakat Jawa yang membahas jenis katuranggan ini. Walaupun memiliki bentuk tubuh burung yang normal seperti pada umumnya. Berdasarkan adat istiadat Jawa, dalam ilmu katuranggan, model burung perkutut tersebut dilarang untuk dipelihara. Mengapa demikian? Simak penjelasannya berikut ini!

Filosofi Perkutut Brahma Kukup

Suara yang dikeluarkan oleh setiap burung perkutut, pada dasarnya dianggap sebagai sebuah isyarat rahasia dari alam yang patut untuk diungkap. Oleh karena itu, hadirlah ilmu katuranggan yang diajarkan oleh para leluhur. Tujuannya, agar manusia mampu tersadar bahwa segala sesuatu yang berasal dari alam, akan kembali lagi ke alam.

Katuranggan brahma ini, memberitahukan bahwa tidak semua jenis perkutut cocok untuk dijadikan sebagai hewan peliharaan. Hal tersebut, bukan disebabkan karena bentuk tubuh burung yang tidak lazim. Melainkan, melalui ciri mathi serta pitutur yang keluar dari dalam tubuh burungnya itu sendirilah manusia diingatkan akan bahaya yang kemungkinan dapat menimpa kehidupan sang pemiliknya. 

Ciri dan Mitos Perkutut Brahma Kukup

Ciri mathi yang dimilikinya, yakni bulunya memiliki warna putih yang terbentang dari atas kepala sampai dengan ke bagian ekor. Mitosnya, warna ini akan mendatangkan berbagai kesialan bagi si empunya. Terlepas dari kalian yang mempercayai mitos ini atau tidak, nyatanya kesialan bisa saja menimpa setiap orang kapanpun dan dimanapun. Oleh sebab itu, setelah mengetahui ilmu katuranggan, alangkah baiknya mengikuti saran yang telah diajarkan oleh leluhur. Mencegah datangnya kesialan yang bertubi-tubi, tentu jauh lebih baik daripada menantang datangnya kesialan itu sendiri.

Mengenai Kesialan dalam Memelihara Perkutut Brahma Kukup

Kesialan tersebut, tidak ditujukan hanya kepada satu orang saja (pemilik perkutut). Justru, menyebar ke seluruh anggota keluarga yang tinggal di dalam satu atap yang sama dengan sang pemilik. Bahkan, bisa saja mempengaruhi keturunannya kelak. Kalian yang tidak sengaja menangkap burung jenis burung perkutut ini, sebaiknya segera kembalikan lagi ke alam liar. Jangan sampai dipelihara dan dimasukkan ke dalam sangkar.

Itulah pembahasan singkat mengenai perkutut katuranggan brahma kukup yang banyak dihindari oleh para kolektor burung. Namun demikian, ada juga pemelihara perkutut ang berkeyakinan bahwa semua perkutut itu baik untuk dipelihara. Keyakinan seperti ini juga tidak boleh disalahkan.

Yang paling penting tentunya adalah kita tetap yakin bahwa semua kejadian yang ada di dunia ini tidak terlepas dari titah Yang Maha Esa.