Senin, 29 November 2021

Mengenal Lebih Dekat Burung Derkuku/Tekukur

Derkuku (bahasa Inggrisspotted doveSpilopelia chinensis) adalah sejenis burung merpati kecil yang mempunyai paruh, berekor agak panjang, berdarah panas, dan bereproduksi dengan cara bertelur.

Derkuku, sumber: wikipedia

Karakteristik: Tubuh berukuran sedang (30 cm). Warnanya cokelat kemerah-jambuan. Ekor burung ini tampak panjang. Bulu ekor terluar dengan tepi putih tebal. Bulu sayap lebih gelap dibanding tubuh. Ada bercak-bercak hitam putih khas pada leher. Iris jingga, paruh hitam, kaki merah. Hidup dekat dengan manusia. Mencari makan di permukaan tanah. Sering duduk berpasangan di tempat terbuka. Bila terganggu terbang rendah di permukaan tanah, dengan kepakan sayap pelan.

Taksonomi: Spesies ini mulanya termasuk dalam genus Streptopelia terapi dalam studi pada tahun 2001 berdasarkan urutan molekul dan juga vokalisasi mengindikasikan bahwa spesies ini bersama dengan Streptopelia senegalensis yang mencolok dari taksa yang tersisa yang menyebabkan tekukur biasa masuk pada genus Streptopelia. Sebab inilah yang membuat peneliti membagi mereka pada genus yang terpisah . Carl Sundevall membuat genus Stigmatopelia dengan jenis senegalensis, sementara itu ia juga membuat genus Spilopelia (untuk chinensissuratensis dan tigrina, dan memperlakukannya sebagai spesies yang terpisah) pada halaman yang sama di bukunya tahun 1872.

Derkuku atau dikenal dengan burung tekukur adalah fauna yang ditetapkan sebagai landmark Yogykarta melalui Keputusan Walikotamadya Yogyakarta Nomor 2 Tahun 1998. Sebagian orang percaya bahwa burung ini adalah lambang kedamaian dan kerukunan bagi sang pemilik.

Burung ini memiliki nama latin Spilopelia chinensis. Mereka termasuk dalam keluarga columbidae, jenis burung merpati kecil. Dalam bahasa inggris, hewan ini bernama spotted dove.

Ukuran derkuku termasuk sedang, yaitu sekitar 30 cm dengan warna coklat merah jambu yang khas. Ekornya panjang dengan warna putih tebal di bagian bulu ekor terluar. Warna jingga pada iris, hitam pada paruh, merah pada kaki, serta bercak hitam putih pada leher juga menjadi ciri khasnya.

Masa kawin hewan ini berkisar pada September – Desember. Indukan ideal adalah yang berumur sekitar 1 – 1,5 tahun. Proses perkawinan dimulai ketika pejantan bersuara untuk menarik perhatian. Setelah betina bertelur, dia akan mengerami 21 – 25 hari hingga anakan menetas.

Satwa ini termasuk hewan yang memiliki peta sebaran cukup luas. Pada spesies umum, sebarannya dimulai dari India, berlanjut ke Cina selatan, hingga ke Pulau Jawa. Burung ini juga dapat diintroduksi secara luas karena merupakan jenis burung sangkaran.

Burung derkuku adalah hewan yang dapat dengan mudah diperlihara karena dapat tinggal di pemukiman. Sehingga dapat menjadi pilihan baik bagi pecinta burung.

Persilangan Antara Burung Derkuku Dan Puter

Persilangan antara burung derkuku dan puter memang sudah tidak asing lagi untuk kita. Banyak sekali persilangan yang fungsinya untuk memperoleh kualitas keturunan yang terbaik. Nah kali ini kita akan berbicara mengenai dekuku dan puter yang disilangkan. Perkawinan silang ini bertujuan untuk menghsailkan kualitas suara yang tentunya lebih bagus, kemudian merdu serta dengan variasi warna yang baru

cuhu


Dari beberapa penelitian mengenai Persilangan antara burung derkuku dan puter yang ada memang menyarankan supaya lebih baik untuk menyilangkan yaitu antara puter pelung betina dan pejantan dari derkuku local. Dalam beberapa kali persilangan juga di harapkan bisa memperoleh kualitas anakan derkuku meiliki suara yang semakin lama semakin halus. Maka dari itu dalam hal ini Anda perlu yang namnanya kesabaran. Dan pastinya jika Anda sabar dalam melakukan persilangan tersebut maka akan mendapatkan harga jual yang cukup tinggi.

Dari hasil persilangan inilah yang bisanya orang memberikan sebutannya dengan Derkuku sinom. Yang diperoleh dari perkawinan silang yang ke 3 dan setrusnya. Sampai memang benar-benar memperoleh anakan yang memang sesuai dengan keinginan kiat dan juga kuat dar segi genetinya, sehingga sifat dari indukan tersebut bisa turun ke anakannya.

Nah untuk waktu yang dibutuhkan memang tidaklah cepat mungkin bisa jadi sampai 3-6 tahun untuk memperoleh suara dari derkuku yang halus dan bisa untuk di harapkan. Itulah sebab kenapa harga jual sinom tersebut bisa sampai jutaan rupiah.

Untuk Persilangan antara burung derkuku dan puter yang pertama akan menghasilkan anakan yang disebut dnegan cuhu. Untuk cuhu jantan dan betina selanjutnya di kawinkan dengan dekuku jantan local kembali. Dari situ Anda akan memperoleh keturunan F2 (sinom F2), lalu kemudian untuk derkuku sinom F2 betina di kawinkan tau di silangkan lagi dengan pejantan dari derkuku local sehingga ini akan menghasilan F3 sinom. Nah pada tahapan yang ini di harapkan Anda sudah memperoleh keturunan yang bagus, yaitu dengan memiliki kualitas suara yang halus.

Nah Anda bisa melihat gambar skema untuk Persilangan antara burung derkuku dan puter. Bisa Anda lihat sendiri untuk mendapatkan hasil yang ideal tersebut;

Sudah kita ketahui bersama bahwa untuk memperoleh hasil yangb bagus tersebut maka memerlukan untuk proses perkawinan silang balik. Dengan melalui proses tersebut, maka di harapkan bisa di wariskan dengan beberapa sifat genetic dari tetua kepada keturunannya. Baik itu yang bersifat kualitatif ataupun bersifat kuantitatif. Yang dimana untuk performa turunannya di harapkan supaya bisa melebihi rata-rata untuk performa tetuantya atau di harapkan adanya heterosis.

Yang di maksud dengan heterosis disini yaitu merupakan perbedaan rata-rata dari hasil keturunan atau dari persilangan dengan hasil rata-rata dari tetuanya. Nah lebih lanjut yang dikemukakan bahwa heterosis ini bisa terjadi dikarenakn ada 3 kemungkinan, diantaranya yaitu:

  1. Berkurangnya proporsi dari individu homosigot repesif terdapat pada populasi ternak hasild ari persilangan.
  2. Adanya over dominan yaitu dinamakan dengan genotype heterosigot yang lebih dominan dari tetua.
  3. Memiliki aapitas dari pasangan gen yang tidak sealel.

Nah sobat bisa kita lihat beberapa hal mengenai Persilangan antara burung derkuku dan puter yang pastinya ini akan menambah wawasan Anda dalam hal persilangan burung dekuku dan puter tersebut. Untuk proses yang dilakukan supaya memperoleh hasil yang bagus memang membutuhkan waktu yang panjang, maka dari itu untuk Anda yang melakukan persilangan dekuku tersebut haruslah sabar an juga tekun merawatnya dengan baik dari satu fase ke fase yang berikutnya.

Jika sobat berhasil untuk memperoleh anakan yang bagus dari persilangan tersebut maka pastinya akan sangat senang sekali. Kemudian juga bisa sobat ikutkan dalam perlombaan yang pastinya sobat akan sangat senang, apalagi kalau menang ketika burung tersebut sobat ikutkan dalam perlombaan.

Itulah sobat informasi yang dapat saya bagikan kepada Anda mengenai Persilangan antara burung derkuku dan puter. Semoga informasi yang saya berikan tersebut dapat memberikan manfaat untuk Anda serta memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sobat. Sekian dan terimakasih.

Senin, 04 Oktober 2021

Ciri Ciri Perkutut Lokal Yang Bagus terlihat dari fisiknya

Ciri ciri Perkutut Bagus, Perkutut jawa (Geopelia striata) adalah spesies burung dalam suku Columbidae, dari genus Geopelia.Perkutut jawa (sering kali di sebut dengan perkutut lokal) memiliki tubuh berukuran kecil (21 cm). Tubuh ramping, ekor panjang. Kepala abu-abu, leher dan bagian sisi bergaris halus, punggung coklat dengan tepi hitam. Bulu sisi terluar ekor kehitaman dengan ujung putih. Iris dan paruh abu-abu biru, kaki merah jambu tua. Hidup berpasangan atau kelompok kecil. Makan di permukaan tanah. Kadang berkumpul untuk minum di sumber air.




Cara Memilih Perkutut Lokal Yang Bagus

Bagi kawan-kawan kicau mania sekalian yang ingin mendapatkan Perkutut Ombyokan Berkualitas tentunya ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, agar nantinya dapat menghasilkan Perkutut Gacor atau berkualitas manggungnya, berikut ini beberapa tips yang dapat anda perhatikan sebagai bahan patokan anda dalam memilih Perkutut Ombyokan:


Perkutut Lokal Jantan

1. Raba bagia supitnya dengan ibu jari atau jari telunjuk (tulang di daerah dubur diantara pangkal paha) Jika jantan maka saat diraba supitnya akan terasa sempit juga keras cara ini hanya bisa digunakan untuk perkutut yang berumur 4 bulan ke atas karena jika umur kurang dari 4 bulan bagi yang masih awan akan kesulitan membedakanya sebab sebelum piyikan jantan sebelum umur 4 bulan supitnya relatif masih renggang. Namun ada kalanya ada supit perkutut jantan yang letaknya tidak sejajar alias panjang sebelah biasanya penggemar perkutut akan menghindarinya karena di anggap cacat meskipun  suara manggungnya bagus.

2. Dilihat dari bentuk kepala pada perkutut jantan bentuknya lebih besar dan agak bulat cenderung lonjong.

3. Sedangkan saat dilihat dari bentuk dan sorot matanya perkutut jantan terlihat lebih menonjol dan sorot matanya tajam dan jarak mata dengan paruh lebih jauh juga posisi mata sejajar dengan garis tengah paruhnya.

4. Dari ukuran tubuh perkutut jantan cenderung lebih besar

5. Selanjutnya di dengar dari suara manggungnya perkutut jantan lebih keras, namun jangan dibandingkan dengan perkutut bangkok.

Ciri-ciri Burung Perkutut Bagus untuk Dipelihara

Burung perkutut yang bagus mempunyai tubuh yang kekar. Ada banyak sekali perkutut yang mempunyai karakteristik berbeda. Di bawah ini adalah beberapa ciri burung perkutut yang bagus untuk Anda pelihara di rumah:

1. Memiliki Ukuran Kepala yang Besar

Pertama-tama, carilah burung yang memiliki kepala besar. Perkutut yang memiliki kepala besar umumnya memiliki otak yang lebih besar dan pintar, serta menjadikannya lebih mudah untuk Anda latih.

2. Tubuh yang Besar dan Kekar

Perkutut yang mempunyai tubuh besar dan kekar adalah salah satu ciri burung yang bagus untuk Anda pelihara. Tubuh perkutut yang besar merupakan salah satu tanda ketahanan tubuhnya kuat dan tidak akan mudah sakit.

3. Paruh Burung yang Panjang

Burung perkutut yang mempunyai paruh panjang umumnya akan mengeluarkan suara lebih merdu. Tidak hanya itu saja, perkutut dengan paruh panjang akan cenderung lebih sering mengeluarkan suara dan tidak diam begitu saja.

4. Leher Warna Abu-Abu

Meskipun setiap perkutut mempunyai corak yang berbeda, burung perkutut yang bagus jenisnya biasanya mempunya bulu di leher yang berwarna abu-abu yang melingkar dan menutupi leher dengan indah.

5. Punggung yang Menonjol

Perkutut yang bagus juga akan mempunyai punggung yang menonjol apabila terlihat dari samping. Punggung tersebut menandakan bahwa tubuhnya mempunyai kekuatan tulang yang bagus.

6. Dada Membusung

Burung perkutut yang sehat juga biasanya mempunyai dada yang membusung. Dada membusung tersebut merupakan tanda bahwa kemampuan bernapasnya yang sangat baik dan tidak akan mudah untuk sakit.

7. Fisik yang Proporsional

Sama seperti makhluk hidup yang lainnya, burung perkutut yang bagus juga memiliki fisik yang proporsional. Tubuh yang proporsional adalah salah satu tanda bahwa perkutut tersebut sehat dan tidak mempunyai gangguan atau masalah pada tubuhnya.


Berikut Sisi Mistis di Balik Perkutut Lokal


Seni memelihara perkutut, sudah dikenal sejak zaman nenek moyang. Setidaknya, ada tiga katagori perkutut lokal, yakni dikembangkan sesuai dengan habitat aslinya di alam, dibudidayakan oleh peternak,, dan perkutut “crossing”, atau persilangan perkutut lokal dan bangkok.

Pemelihara perkutut yang juga Sekjen Paguyuban Pelestari dan Pecinta Perkutut Lokal Seluruh Indonesia (P4LSI) Adi Suyono mengatakan, memelihara perkutut lokal biasanya dikaitkan dengan hal-hal mistis. Karena, memang ada semacam “primbon” atau kitab kuno Jawa yang menjelaskan, misalnya dari katuranggan atau ciri fisik yang dimiliki burung perkutut.

“Ada katuranggan yang dianggap membawa keberuntungan, katuranggan yang membawa rezeki, dan sebagainya. Biasanya, perkutut dengan katuranggan seperti ini banyak dicari untuk dipelihara,” kata Adi yang mengoleksi 60-an perkutut itu.

Perkutut lokal diakuinya, tidak bisa dilepaskan dari mitos-mitos yang berkembang dalam dunia perkututan sejak zaman dahulu, terutama mengenai “cirimathi” atau dilihat ciri fisik tertentu yang dimiliki burung perkutut.

“Misalnya, perkutut dengan cirimathi tertentu bisa menyampaikan doa kepada pemiliknya, seperti rezeki, dan sebagainya. Orang berpatokan pada buku primbon. Ini sebenarnya bentuk kearifan lokal yang harus dilestarikan,” katanya.

Ratusan penggemar burung perkutut lokal dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Semarang menghadiri Musyawarah Nasional Paguyuban Pelestari dan Pecinta Perkutut Lokal Seluruh Indonesia (P4LSI).

Munas I P4LSI yang berlangsung di Padepokan Dzikir Al-Hikmah Akbar, Dukuh Mundingan, Gunungpati, Semarang, Minggu, mengagendakan pemilihan pengurus pusat P4LSI, penyusunan AD/ART, dan pengurus koordinator daerah dan daerah.

 “Awalnya, paguyuban ini (P4LSI, red.) berawal dari komunitas yang terbentuk di jejaring Facebook dengan nama Misteri Perkutut Lokal. Awalnya, hanya 100-200 anggota, namun setelah lima tahun berjalan sudah ada 40 ribu anggota aktif,” katanya.

sumber: https://jatengpos.co.id/berikut-sisi-mistis-di-balik-perkutut-lokal/rita/

Jumat, 01 Oktober 2021

Inilah Keunikan dan Karakteristik Burung Perkutut Jawa

“Selain punya suara yang merdu, burung perkutut jawa punya keunikan yang disebut katuranggan. Dengan keunikan ini, pecinta burung dapat mengetahui seperti apa suara yang dihasilkan perkutut jawa, hanya dengan melihat tubuhnya saja.”

Punya tubuh ramping nan panjang, dengan paruh berwarna kehitaman, pesona perkutut jawa punya tempat tersendiri di hati pecinta burung. Dikenal juga dengan sebutan perkutut lokal, burung ini adalah pemakan serangga di habitat aslinya. 
Salah satu kebiasaan dari burung ini adalah terbang dan bertengger di kebun atau ladang. Selain itu, mereka juga sering mencari makan di jalan yang jarang dilintasi oleh manusia. Ingin tahu lebih lanjut soal karakteristik dan keunikan burung perkutut jawa? Yuk, simak pembahasan berikut ini!

Karakteristik Burung Perkutut Jawa

Burung perkutut jawa punya ukuran panjang tubuh sekitar 20-25 sentimeter. Ekornya memiliki ukuran yang lebih pendek dari panjang tubuhnya, dengan bentuk kepala yang bulat. Bulu di bagian kepala burung ini umumnya adalah abu-abu, sedangkan punggungnya berwarna coklat dengan tepi hitam.
Sementara itu, bulu di sisi terluar ekor burung ini memiliki warna kehitaman, tetapi ujungnya berwarna putih. Paruh dan iris burung ini memiliki warna abu-abu kebiruan, dengan kakinya berwarna merah hingga jambu tua.
Perlu diketahui bahwa bentuk fisik perkutut jawa jantan dan betina berbeda. Burung jantan memiliki ciri fisik yang kuat dan bergerak dengan lincah. Di bagian wajahnya didominasi warna putih yang lebih banyak ketimbang betina.
Selain itu, burung jantan memiliki paruh dengan ketebalan yang berbeda dengan betina. Paruhnya juga lebih lebih dan tebal. Ciri unik lainnya, ekornya bisa mengembang ketika ia mengibaskannya. Saat kawin, burung jantan akan mengangguk, yang menjadi tanda bahwa ia sedang birahi. 
Lalu, bagaimana dengan burung betina? Perkutut jawa betina punya paruh yang lebih pendek dan tipis. Bila diperhatikan, matanya terlihat lebih sayu dan ruas kakinya rapuh karena bentuknya lebih tipis dari burung jantan. Saat kawin, burung betina akan mengibaskan ekornya hingga sedikit mengembang.

Punya Keunikan Katuranggan

Burung perkutut jawa, yang bernama latin Geopelia striata ini tidak hanya punya suara merdu, tetapi juga banyak keunikan yang tidak dimiliki burung lainnya. Uniknya, perkutut dengan ciri-ciri tertentu terkadang disebut perkutut katuranggan, yang dipercaya memiliki pengaruh tertentu pada pemiliknya juga performa saat ikut kontes.
Perkutut katuranggan biasanya memiliki ciri fisik tertentu, seperti bentuk tubuh, warna bulu, paruh, kaki, dan sifat atau perilaku saat mengikuti kontes. Katuranggan yang hanya ada pada burung perkutut dapat menampilkan bagaimana nantinya ia bersuara ketika diikutsertakan dalam kontes. Bagi pecinta burung, cukup melihat pada bagian katuranggan, sudah bisa diketahui bagaimana suara yang akan dikeluarkan burung tersebut.
Namun, jika dibandingkan dengan perkutut Thailand (perkutut Bangkok), suara perkutut jawa boleh dibilang relatif kecil dan tipis. Biasanya, burung yang dipelihara oleh kebanyakan penghobi hanya diberi makan berupa biji-bijian saja seperti milet putih, jewawut, milet merah, gabah berukuran kecil dengan sedikit ketan hitam.
Namun, ada juga pemilik burung yang memberikan pakan tambahan seperti biji sawi, biji godem, canary seed, dan pakan ekstra untuk kebutuhan mineral berupa tulang sotong. 
Tak hanya soal pakan, dalam memelihara burung ini, sangkar juga perlu diperhatikan. Karena burung ini perlu terkena sinar matahari langsung, banyak pemilik burung yang menjemur sangkar di tiang kerekan dengan ketinggian kurang lebih 7 meter.